Liburan kali ini saya dan keluarga Wisata religi sambil berziarah ke makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Selain berziarah, harapan saya supaya anak-anak mengenal lebih dekat dengan pendidikan di dalam pondok pesantren. Makam Gus Dur berada di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Makam Gus Dur tidak buka 24 jam, namun sudah ada jadwal kunjungan yaitu siang mulai pukul 07.00 - 16.00 WIB dan malam mulai pukul 20.00 - 03.00 WIB. Kami tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB, setelah menunggu sekitar 1 jam gerbang utama makam di buka dan langsung di serbu para peziarah makam Gus Dur.
|
Gerbang Utama Makam Gus Dur Jombang |
|
Makam Gus Dur di Jombang yang terlihat sederhana (www.nu.or.id) |
|
Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang (dzofar.com) |
|
Doa bersama di makam Gus Dur Jombang |
|
Mas Mido dan Adik Tata di Makam Gus Dur Jombang |
|
Para peziarah berdoa bersama di Makam Gus Dur Jombang |
|
Jalan masuk menuju Makam Gus Dur Jombang |
|
Terdapat banyak penjual makanan dan souvenir di sepanjang jalan menuju Makan Gus Dur Jombang |
|
Fasilitas di sekitar Makam Gus Dur Jombang |
|
Lorong menuju Makam Gus Dur Jombang |
|
Adik Tahta di Makam Gus Dur Jombang |
|
Mas Hamido di Makam Gus Dur Jombang |
Setelah selesai ziarah, tak lupa saya membeli oleh-oleh dan souvenir di sepanjang jalan Makam Gus Dur, kemudian sholat isyak dan pulang. Bagi yang penasaran dengan sosok KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berikut ini Biografi beliau dan kiprahnya di Indonesia tercinta.
Ia lahir dengan nama
Abdurrahman
Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk".
[2] Kata "Addakhil" tidak
cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal
dengan panggilan
Gus Dur.
"Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak
kiai yang berati "
abang" atau "
mas".
[2]
Gus Dur adalah putra
pertama dari enam bersaudara. Wahid lahir dalam keluarga yang sangat terhormat
dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari,
pendiri Nahdlatul Ulama
(NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri,
adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.[3] Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan
Nasionalis dan menjadi Menteri
Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.
Saudaranya adalah Salahuddin Wahid
dan Lily Wahid. Ia menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri:
Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah. (wikipedia)
|
KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (wikipedia) |
Alhamdulillah... semoga saya dan keluarga bisa meneladani smua kebaikan dan kesuksesan Gus Dur. Harapan kami wisata religi kali ini bisa membawa manfaat bagi keluarga kami serta bagi para pembaca semua... amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar