Selasa, 22 September 2015

WISATA RELIGI ZIARAH MAKAM GUS DUR DI PONDOK PESANTREN TEBU IRENG JOMBANG


Liburan kali ini saya dan keluarga Wisata religi sambil berziarah ke makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Selain berziarah, harapan saya supaya anak-anak mengenal lebih dekat dengan pendidikan di dalam pondok pesantren. Makam Gus Dur berada di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Makam Gus Dur tidak buka 24 jam, namun sudah ada jadwal kunjungan yaitu siang mulai pukul 07.00 - 16.00 WIB dan malam mulai pukul 20.00 - 03.00 WIB. Kami tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB, setelah menunggu sekitar 1 jam gerbang utama makam di buka dan langsung di serbu para peziarah makam Gus Dur.

Gerbang Utama Makam Gus Dur Jombang
Makam Gus Dur di Jombang yang terlihat sederhana (www.nu.or.id)
Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang (dzofar.com)
Doa bersama di makam Gus Dur Jombang
Mas Mido dan Adik Tata di Makam Gus Dur Jombang
Para peziarah berdoa bersama di Makam Gus Dur Jombang
Jalan masuk menuju Makam Gus Dur Jombang
Terdapat banyak penjual makanan dan souvenir di sepanjang jalan menuju Makan Gus Dur Jombang
Fasilitas di sekitar Makam Gus Dur Jombang
Lorong menuju Makam Gus Dur Jombang
Adik Tahta di Makam Gus Dur Jombang
Mas Hamido di Makam Gus Dur Jombang

Setelah selesai ziarah, tak lupa saya membeli oleh-oleh dan souvenir di sepanjang jalan Makam Gus Dur, kemudian sholat isyak dan pulang. Bagi yang penasaran dengan sosok KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, berikut ini Biografi beliau dan kiprahnya di Indonesia tercinta.

Kiai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Ciganjur, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun)[1] adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). (wikipedia)

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk".[2] Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".[2]
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Wahid lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.[3] Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Saudaranya adalah Salahuddin Wahid dan Lily Wahid. Ia menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat putri: Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah. (wikipedia)
 
KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (wikipedia)


Alhamdulillah... semoga saya dan keluarga bisa meneladani smua kebaikan dan kesuksesan Gus Dur. Harapan kami wisata religi kali ini bisa membawa manfaat bagi keluarga kami serta bagi para pembaca semua... amin...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar